Judul : Seni Hidup Minimalis
Pengarang : Francine Jay
Penerjemah : Annisa Cinantya Putri
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2019 (cetakan ke-3)
Tebal buku : xii +260 hlm
Cover : soft cover
Pernahkah kalian menatap semua barang yang ada disekitar dan merasa pengap?
Jika benar maka buku ini cocok untuk kalian. Buku Seni Hidup Minimalis ini berisi tentang seluk beluk hidup minimalis, mulai dari pola pikir hingga kiat-kiat hidup minimalis. Eettsss namun jangan salah karena minimalis yang dimaksud dalam buku ini adalah bagaimana cara kita mengendalikan barang-barang yang kita miliki.
Apalagi bagi kita-kita sebagai mahasiswa yang tinggal di kos-kosan sepetak. Huhh, pasti sangat pengap ketika memiliki barang-barang yang banyak diruang terbatas yang menyebabkan kita kurang nyaman berada dikamar dan belajar kita terganggu. Karena memang tempat ruang yang terbatas dan juga keperluan kita yang banyak, jadi tidak semua barang yang kita inginkan mesti dibeli. Maka dari itu buku ini sangatlah kita perlukan untuk menata agar kehidupan mahasiswa kita lebih minimalis.
Ada empat bagian dalam buku ini, bagian pertama tentang membentuk pola pikir minimalis. Bagian kedua tentang kiat-kiat memulai hidup minimalis dengan metode STREAMLINE. Bagian ketiga membahas tentang mengatur ruangan agar tidak penuh dengan barang. Bagian keempat adalah cara hidup minimalis dan manfaatnya untuk kehidupan kita dan lingkungan sekitar.
Tidak semua barang harus kita miliki. Milikilah barang yang memang benar-benar menjadi kebutuhan kita. Tidak semua ruangan harus diisi dengan meja dan kursi. Tidak setiap sudut rumah harus disi dengan barang.
Keuntungan hidup minimalis bukan hanya dari sisi duniawi seperti membuat kita lebih ramah lingkungan sehingga mampu melestarikan bumi untuk generasi berikutnya. Dengan punya sedikit barang, stres pun bisa berkurang.
Seperti yang telah saya tulis diatas bukan hanya duniawi, tapi juga spiritual. Dalam hadist dijelaskan bahwa orang miskin yang beriman akan lebih dulu masuk surga. Di akhirat nanti semuanya akan dipertanggungjawabkan bukan hanya soal perbuatan tapi juga barang yang kita miliki.
Kelebihan
Buku ini cocok dibaca segala umur. Atau bisa juga menjadi teman ketika dalam perjalanan atau saat sedang santai-santai sambil minum teh. Buku ini sangat, sangat detail dalam memberikan petunjuk ‘beres-beres’. Bahkan beberapa cara sering diulang untuk terus mengingatkan kita.
Kekurangan
Terlepas dari segala kelebihannya, buku ini cukup berat untuk diselesaikan dengan cepat karena buku ini termasuk kategori nonfiksi, juga karena tahapan-tahapan dalam buku ini harus diselami dengan sebaik-baiknya. Dan dari segi layout buku, ada satu hal yang perlu diperbaiki. Yakni kurang adanya editing dari sisi kalimat sambung, sehingga penggunaan “-“ sangat banyak di tengah-tengah margin. Itu sangat mengganggu saat aku membaca padahal diksi kata tersebut tidak terputus atau apapun. Biasanya, penulis akan merevisi bagian ini, karena memang kurang enak dilihat.